Oleh I Gusti Ketut Widana
Agama Hindu dikenal sebagai agama tertua. Sumber ajaran Agama Hindu tunggal yaitu kitab suci Weda. Weda laksana sumber air yang mengalir terus menerus dalam kurun waktu panjang dan melalui wilayah teramat luas. Tak heran, wajah penampakannya dapat berubah-ubah, namun tetap terangkum dalam saripati Weda.
Oleh karena itu, diperlukan ”kesatuan sraddha”, bukan semata-mata ”kesatuan tafsir“ untuk dapat mempelajari, mengupas lanjut mendalaminya. Meskipun kemudian dalam pengejawantahan berupa penafsiran dan penampakan pola etika dan tata cara pelaksanaannya menunjukkan keberagaman, namun masih dibenarkan, sepanjang tetap berada dalam koridor Weda. Agama Hindu dengan ajaran Wedanya bukanlah merupakan doktrin mati tanpa apresiasi rohani. Elastisitas kehinduan telah membuktikan bahwa ajaran Weda tetap akan menjiwai denyut nadi keimanan umat Hindu yang sosialistis religius, di manapun berada dan oleh siapapun diajarkan serta dikembangkan.
Tak terkecuali apa yang belakangan begitu hangat perihal keberadaan “Sampradaya”. Apa pula Sampradaya itu? Kata Sampradaya adalah sebuah istilah dalam bahasa Sansekerta yang artinya memberi, menghadiahkan, menganugerahkan, menurunkan/mewariskan melalui tradisi.
Baca selengkapnya Sampradaya di BALIPOST.com
http://dlvr.it/RznWpm
Tidak ada komentar:
Posting Komentar