Kamis, 21 September 2023

Peran Gamelan di Masyarakat Bali

Gamelan Bali/Kompas

Dalam budaya Indonesia dan Bali, gamelan sangat penting dalam kehidupan bermasyarakat karena gamelan menyatukan orang-orang dan memungkinkan mereka untuk mengekspresikan perasaan mereka dalam sebuah budaya yang tidak selalu memungkinkan bagi mereka untuk melakukannya di depan umum.

"Ansambel menjadi sebuah ruang sosial di mana sang ahli, atau guru, menggunakan cara-cara kinetik dan aural untuk mentransmisikan pengetahuan musikal kepada para siswa (Trimillos, 2004). Dengan cara ini, guru membimbing melalui demonstrasi, dan siswa secara bertahap 'menyerap' musik, hingga musik tersebut 'menjadi bagian' dari pelajar (Harnish 2004)" (Brashier, 2013).

Di Bali, penempatan alat musik dan cara memainkannya sangat penting baik secara agama maupun budaya. Alat-alat musik disimpan di sebuah area yang disebut sebagai 'bale' yang merupakan ruang terbuka yang luas dengan atap di atasnya untuk melindungi alat musik, dengan sisi-sisi yang terbuka agar musik dapat mengalir keluar dari ruang latihan.

Masyarakat Bali percaya bahwa alat musik mereka adalah milik komunitas, bukan milik satu orang saja. Hal ini juga menyebabkan semua anggota masyarakat dapat menghadiri bale dan mendengarkan latihan kelompok. Gamelan dipimpin oleh seorang instruktur tunggal yang bertugas untuk memimpin komunitas melalui musik dan mengembangkan karya-karya baru. Sangatlah penting bagi masyarakat Bali untuk terus mengubah musik dengan mengolah ulang gending-gending dan memadukannya (Lentz, 1965).

Musik gamelan telah diwariskan secara turun-temurun melalui teknik lisan dari generasi ke generasi di Bali. Anak-anak belajar dengan melihat dan meniru orang yang lebih tua, karena musik umumnya tidak dituliskan. Gamelan dianggap memiliki kekuatan magis dan juga spiritual, yang merupakan hal yang sangat penting dalam menjadi bagian dari masyarakat Bali.

Gregg Howard, seorang ahli yang mengajar di Konservatorium Musik Universitas Griffith menyatakan, "sebagai permulaan, bekerja dengan logam, yang dilakukan oleh para pembuat gamelan, memiliki sejarah kuno dan telah dianggap sebagai praktik yang sakral. Mereka yang membuat gamelan biasanya adalah orang-orang yang sangat dihormati, sering kali memiliki sejarah magang yang panjang di belakang mereka.

Di Bali khususnya, penanda gamelan terkadang dianggap memiliki 'kekuatan spiritual'" (Howard, 2015). Para pemain dan penabuh harus memperlakukan alat musik mereka dengan penuh rasa hormat. Oleh karena itu, para pemain tidak boleh melangkahi alat musik atau bermain dengan menggunakan sepatu.

Hal ini mencerminkan kepercayaan religius mereka terhadap Tuhan karena mereka percaya bahwa instrumen-instrumen tersebut terikat dengan surga dan dengan tidak memperlakukan instrumen dan yang lainnya dengan cara seperti ini, dikatakan bahwa mereka telah melangkahi ikatan yang diciptakan dengan surga. Komposisi tertentu juga dianggap memiliki 'kekuatan magis', dan dapat digunakan untuk mengusir roh-roh jahat. Pada dasarnya, inilah mengapa tradisi lisan yang penuh rasa hormat terlihat jelas dan penting dalam budaya Bali.

Setiap pertunjukan di dalam komunitas dirancang untuk memenuhi tujuan atau cita-cita tertentu. Musik ini sering ditampilkan dalam upacara, acara keagamaan, dalam konteks konser, tarian, atau pertunjukan teater wayang. Teater wayang adalah istilah umum untuk teater tradisional Indonesia, yang sekarang dilihat sebagai tradisi panjang dari wayang kulit (Varadpande, 1987).

Biasanya, para pemain dalam orkestra gamelan akan terbiasa dengan gerakan tarian dan syair, untuk memastikan mereka dapat memenuhi kedua peran hiburan tersebut. Selain itu, konsep ini juga berlaku sebaliknya, karena para anggota tari akan dapat tampil dalam orkestra pada tingkat budaya. Beberapa gamelan juga telah dikaitkan dengan istana kerajaan dan dimainkan oleh garis keturunan khusus dari para penabuh gamelan.

Istana kerajaan diyakini mendapatkan otoritas mereka dari kekuatan spiritual, dan gamelan pada gilirannya menjadi terkait dengan gagasan ini dalam menciptakan otoritas spiritual untuk diri mereka sendiri. Mereka selalu diperlakukan dengan hormat dan terkadang dengan penghormatan atau hubungan dengan pura (Howard, 2015).

Persembahan bunga, makanan, dan dupa diberikan kepada gamelan yang penting pada hari-hari suci atau sebelum upacara dan pertunjukan. Gong besar (idiophone) khususnya dianggap memiliki kekuatan yang melekat dan selalu menerima persembahan khusus (Howard, 2015). Howard menyatakan, "Di sini, di Australia, kami selalu memiliki bunga dan semangkuk kecil bunga khususnya di gong, di setiap pertunjukan. Hal ini sangat penting untuk menghormati tradisi lama Bali" (Howard, 2015).

Musik Indonesia menunjukkan kreativitas lokalnya, kemudian pengaruh musik asing yang membentuk musik kontemporer serta keanekaragaman budaya. Sehubungan dengan hal ini, ribuan pulau memiliki karakter artistik dan budaya masing-masing yang menghasilkan ribuan bentuk musik Indonesia yang berbeda yang tercipta saat ini.




Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Melali ke Pantai Nunggalan

  Pantai Nunggalan Pantai Nunggalan terletak di ujung selatan Bali, tepatnya di Desa Pecatu, Kuta Selatan. Pantai Nunggalan jadi salah satu ...