Senin, 30 Juni 2025

Hendra Dwiartha Guna: Sang Penjaga Ritme Generasi Baru dan Semangat Lolot Band


Dalam perjalanan panjang Lolot Band, nama Hendra Dwi Artha Guna, atau yang akrab disapa Hendra, kini tak terpisahkan sebagai penjaga ritme di balik set drum. Posisinya sebagai drummer tidak hanya mengisi kekosongan, tetapi juga membawa energi baru dan semangat regenerasi bagi band legendaris Bali ini. Perjalanan Hendra menuju panggung besar Lolot adalah kisah tentang dedikasi, adaptasi, dan loyalitas seorang penggemar yang akhirnya menjadi bagian dari idolanya.

Awal Mula Kecintaan pada Musik dan Drum Ketertarikan Hendra pada musik berawal sejak SMP kelas 3. Uniknya, sebelum mendalami musik, Hendra adalah seorang atlet sepak bola yang cukup serius dan bahkan berhasil diterima di SMPN 6 karena kemampuannya di olahraga tersebut. Namun, serangkaian cedera yang kerap ia alami, seperti kram, membuatnya mulai berpikir untuk mencari jalan lain.

Di rumahnya, kebetulan adik Hendra sudah terlebih dahulu mengambil kursus drum dan memiliki set drum di rumah. Alat musik yang "menganggur" ini menarik perhatian Hendra, dan ia pun mulai belajar secara otodidak dengan mendengarkan lagu-lagu band seperti Padi, Slank, dan Dewa. Meskipun sempat mencoba belajar gitar dan keyboard sedikit-sedikit, Hendra menemukan drum sebagai instrumen yang paling cocok baginya karena memungkinkannya mengeluarkan keringat dan berekspresi secara total, sejalan dengan jiwa olahraganya.

Hendra mulai serius bermusik saat SMA, di mana ia aktif mengikuti berbagai festival band. Beberapa band awal yang ia ikuti antara lain Batara dan Tokek. Band Tokek ini sebenarnya adalah band adiknya, di mana Hendra kemudian bergabung setelah drummer-nya diculik oleh band Pandawa. Perjalanan musik Hendra juga membawanya ke kancah nasional bersama band Gecko, yang sempat mengikuti kompetisi band Indie Ten Sony Music dan merilis album. Setelah dua tahun di Jakarta bersama Gecko, Hendra kembali ke Bali.

Dari Penggemar Militan Menjadi Anggota Lolot

Jauh sebelum bergabung, Hendra adalah seorang penggemar berat Lolot Band sejak ia masih SMA kelas 1 sekitar tahun 2002. Ia seringkali menonton konser Lolot dan bahkan pernah mengantre hanya untuk bisa berfoto dengan personel Lolot saat acara meet and greet. Baginya, Lolot adalah pahlawan dan idola yang memotivasinya untuk bermain band. Ia bahkan mengaku sering meng-cover lagu-lagu Lolot saat masih bersama band Tokek.

Titik balik bagi Hendra datang pada tahun 2013-2014, ketika Lolot Band memutuskan untuk aktif kembali setelah masa vakum. Selama masa vakum Lolot (sekitar tahun 2008), personel lain seperti Doni dan Lanang sempat memiliki side project. Hendra sendiri memiliki kedekatan dengan Doni dan Lanang, bahkan pernah membantu dalam proyek Marco (band side project Doni) dan Mr. Botak (proyek solo Lanang).

Ketika Lolot berencana untuk aktif lagi dan membutuhkan drummer, Hendra pun direkomendasikan. Ia tidak pernah menyangka akan menjadi bagian dari band idolanya karena menganggap posisi drummer Lolot tidak akan tergantikan. Namun, setelah berbicara serius dengan personel Lolot, terutama Made Bawo, dan melihat totalitas serta lingkungan musik yang ia impikan, Hendra pun menerima tawaran tersebut.

Menghadapi Tantangan sebagai Drummer Baru

Bergabung dengan band yang sudah memiliki basis penggemar militan dan drummer sebelumnya yang legendaris seperti Deni Surya bukanlah hal mudah. Hendra mengakui bahwa ada beberapa penggemar yang membandingkannya dengan formasi lama dan menginginkan drummer sebelumnya. Komentar-komentar negatif di media sosial sempat membuatnya merasa tidak nyaman dan terbebani, bahkan merasa "manusiawi" untuk dibandingkan. Ia sempat berusaha meniru gaya bermain Deni Surya agar menyerupai yang lama, namun personel Lolot lainnya justru meminta Hendra untuk menjadi dirinya sendiri.

Meskipun demikian, Hendra menghadapi kritik tersebut dengan positif. Ia menganggapnya sebagai "cambuk" yang membuatnya semakin semangat dan termotivasi untuk terus belajar dan berkembang. Dukungan dari rekan-rekan band dan penggemar baru juga memberinya semangat yang besar. Hendra memahami bahwa sulit bagi penggemar untuk move on dari formasi lama, namun ia melihatnya sebagai bentuk kecintaan mereka pada Lolot. Ia juga menyebutkan bahwa generasi penggemar Lolot telah turun-temurun, di mana penggemar lama kini membawa anak-anak mereka ke konser, menciptakan loyalitas yang kuat.

Dalam permainannya, Hendra memiliki kebebasan untuk berkreasi dan improve, meskipun ia tetap menjaga pattern dan tempo lagu-lagu Lolot yang sudah ikonik. Ia mengakui bahwa beberapa lagu lama Lolot, seperti "Karman Beli", membutuhkan penghayatan tinggi karena kedalaman liriknya, dan Hendra berusaha untuk menyampaikannya meskipun detail drumming-nya tidak terlalu sulit.

Aktivitas di Luar Lolot dan Pandangan ke Depan

Selain kesibukannya bersama Lolot Band, Hendra juga dikenal sebagai sosok yang humoris dan sering mencairkan suasana di atas panggung. Di luar musik, ia kembali pada kecintaannya pada sepak bola dan kini juga disibukkan dengan peran barunya sebagai "pengempu" atau pengasuh anak/cucu di rumah. Hendra memiliki harapan besar untuk Lolot Band agar terus berkarya dan menghasilkan lagu-lagu baru. Ia mendukung rencana band untuk merilis single secara berkala daripada album penuh, karena dirasa lebih efisien dan memungkinkan semua lagu bagus dapat dinikmati.

Hendra juga memiliki pandangan mengenai perkembangan musik Bali, menekankan pentingnya kreativitas, pemanfaatan media sosial, dan menjaga karakter lokal dalam berkarya di era serba cepat ini. Ia bahkan memiliki side project bernama Royal Chin bersama Jaya The Kintin, di mana ia dapat menuangkan ide-ide musik yang mungkin tidak bisa ia ekspresikan di Lolot. Di masa depan, ia bahkan mendambakan untuk bisa bermain drum dengan band Foo Fighters.

Sebagai drummer generasi baru Lolot, Hendra Dwi Artha Guna adalah bukti bahwa dedikasi dan semangat dapat membawa seseorang mewujudkan mimpinya, bahkan menjadi bagian tak terpisahkan dari panggung yang dulu hanya bisa ia saksikan dari barisan penggemar. Ia terus beradaptasi dan berkembang, menjaga ritme Lolot tetap hidup, dan menginspirasi generasi musisi Bali selanjutnya.

Lihat juga:

Lolot: Mengukir Legenda Rock Alternatif Bali dengan Kejujuran dan Karakter Kuat

Lanang: Fondasi Groove, Sang Penghibur, dan Pilar Kekuatan Lolot Band

Deny Surya: Sang Pondasi Ritme, dari Lolot hingga Dialog Dini Hari

Donnie Lesmana: Sang Penjaga Melodi dan Fondasi Kekuatan Lolot Band

Hendra Dwiartha Guna: Sang Penjaga Ritme Generasi Baru dan Semangat Lolot Band


Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Lihat Juga

Lolot: Mengukir Legenda Rock Alternatif Bali dengan Kejujuran dan Karakter Kuat

  Band Lolot, yang identik dengan musik rock alternatif berbahasa Bali, memiliki perjalanan karier yang panjang dan penuh warna, diwarnai de...